Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

3. Ikhtiar Kami

Setelah mencoba membujuk ayah untuk operasi, kami melalui beberapa pemeriksaan lagi untuk bisa menjalani operasi. Dan hari yang menegangkan itu datang kami semua berkumpul di RS, berdoa untuk kelancaran operasi. Lumayan lama ayah di ruang operasi, aku takut bingung tapi harus jalanin. Kondisi aku dipaksa kuat sama keadaan, dipaksa tabah padalah lelah, dipaksa mengerti tapi tidak paham. Bismillah dengan semua yang aku jalanin. Alhamdulillah ayah selesai operasi dan aku pertama kali melihatnya. Dia terlihat belum sepenuhnya sadar tapi harus segera di pindahkan ke ruang rawat menunggu bener2 sadar. Kami semua melihatnya dengan sedikit perubahan di bagian kepalanya karena didalamnya dipasang selang. Setelah seharian beliau sadar, beliau juga berbicara dan makan yang sudah disediakan pihak rumah sakit. Beberapa hari di RS kondisinya lumayan akhirnya beliau pulang ke Ciputat. Setelah itu kami beberapa kali cek up setiap seminggu sekali, dua minggu sekali sampai ke titik sebulan sekali. Kami

2. Kami Diberikan Ujian

Kondisi ayah semakin buruk terlebih dokter di RS itu tidak ada karena cuti. Kami diberikan informasi untuk mencari RS rujukan. Disitu kami bingung harus bagaimana, saat itu kami menangis rasanya gak karuan. Pertama kami hanya wanita semua gak punya koneksi yang bisa bantu untuk rujukan. Kedua adiknya ayah hari itu tidak bisa ke RS karena anaknya sakit. Aku hanya bisa menangis gak tau harus minta tolong siapa, terpikir untuk menelepon Yapto minta tolong tapi sebelum aku bercerita malah menangis. Yapto punya Channel RS yang bagus di jkt tapi jarak terlalu jauh dan ada beberapa sebab yang akhirnya aku memutuskan untuk bercerita ke bule nar kalau ayah semakin parah dan harus dibawa ke RS lainnya. Hal yang ayah gak suka adalah bercerita masalah ini ke keluarga yang lain karena takut merepotkan orang lain. Bule pun panik karena jarak mereka yang jauh di Ciputat, bule menelepon keluarga terdekat untuk meminta tolong. Saat itu bude heni kerabat dari ayah menelepon menanyakan kondisi ayah dan s

1. Kesabaran Kami...

Ini terjadi di awal tahun 2019, ayahku kesehatannya mulai terganggu. Dari sering merasa mudah kelelahan, terkadang jatuh dari motor, atau sering merasa masuk angin. Awalnya kami berfikir, mungkin karena jarak rumah dan kantor ayah jauh dan mengantar jemput adik jadi kelelahan menurut kami ini seperti hal yang wajar karena dari dahulu kami sering pulang pergi jkt-bekasi. Tapi hal ini semakin sering terjadi bahkan sering jatoh dari motor, kami merasa aneh. Aku pernah membawa ayah ke RS. untuk memeriksakan kondisi beliau karena pernah muntah darah. Aku cek sampe ke spesialis, alhamdulillah setelah itu tidak terjadi lagi namun akhir-akhir ini kenapa kondisi beliau menurun. Beliau pun susah untuk diajak ke dokter. Sampai saat di kondisi kami mencoba alternatif namun banyak pantangan makanan yang harus dihindari. Kami merasa bingung harus memberikan apa kepada beliau. Karena terlalu banyak pantangan dan hal yang harus dihindari. Dengan kondisi ayah yang menurun dan tak mau berhenti kerja aku