2. Kami Diberikan Ujian

Kondisi ayah semakin buruk terlebih dokter di RS itu tidak ada karena cuti. Kami diberikan informasi untuk mencari RS rujukan. Disitu kami bingung harus bagaimana, saat itu kami menangis rasanya gak karuan. Pertama kami hanya wanita semua gak punya koneksi yang bisa bantu untuk rujukan. Kedua adiknya ayah hari itu tidak bisa ke RS karena anaknya sakit. Aku hanya bisa menangis gak tau harus minta tolong siapa, terpikir untuk menelepon Yapto minta tolong tapi sebelum aku bercerita malah menangis. Yapto punya Channel RS yang bagus di jkt tapi jarak terlalu jauh dan ada beberapa sebab yang akhirnya aku memutuskan untuk bercerita ke bule nar kalau ayah semakin parah dan harus dibawa ke RS lainnya. Hal yang ayah gak suka adalah bercerita masalah ini ke keluarga yang lain karena takut merepotkan orang lain. Bule pun panik karena jarak mereka yang jauh di Ciputat, bule menelepon keluarga terdekat untuk meminta tolong. Saat itu bude heni kerabat dari ayah menelepon menanyakan kondisi ayah dan segera meluncur ke lokasi kami. Alhamdulillah banyak yang membantu kami untuk membawa beliau ke RS yang lebih baik lagi. Walaupun awalnya agak tersendat karena penanganan yang lambat. Kami memutuskan untuk menggunakan mobilnya adiknya ayah karena terlalu ribet dengan banyak persyaratan dari RS tersebut. Di dalam mobil hanya ada adiknya ayah, bude heni, ibu, ayah dan juga aku sepanjang jalan ayah banyak mengeluh merasakan sakit dikepalanya bahkan berbicara aneh-aneh. Kami di dalam mobil itu hanya bisa berdoa dan mencoba menenangkan ayah dan diri kami sendiri. Setelah banyak melewati macet di jalan akhirnya sampai ke RS disana sudah ada temen ayah yaitu pak Nasir dan pak Susi. Ayah langsung dibawa ke igd untuk dapat penanganan dengan kondisi panik takut aku hanya bisa menguatkan diri sendiri. Beberapa saat kemudian ayah masih mengeluh sakit bahkan mengeluarkan darah dari mulutnya. Aku langsung berlari dan menangis takut terjadi apa-apa. Aku langsung dipeluk bude heni mencoba menenangkan agar tidak terlalu panik atau cemas. Setelah mulai diperiksa ayah sedikit tenang dan bisa beristirahat, tak lama dari situ ayah dipindahkan karena aku dan teman ayah sudah mengurus administrasi untuk kamar dllnya. Aku mulai tenang dengan kondisi ayah yang sudah dapat penanganan yang baik. Setelah itu keluarga dari ayah di Ciputat datang semua bude, bule dan om untuk melihat ayah. Mereka sangat khawatir karena kondisi seperti itu aku tidak memberitahu. Mereka menasihati aku untuk memberitahu jika terjadi seperti ini. Ayah selalu memikirkan tak mau merepotkan orang lain termasuk keluarganya. Berita ayah masuk RS sampai ke mbah dan akhirnya mbah dibawa ke jkt. Kami semakin khawatir karena mbah tau takut dan ikut khawatir. Alhamdulillah setelah dirawat sehari ayah susah bisa banyak berbicara dan tersenyum itu tandanya ayah sudah mulai membaik. Dengan berkumpul semua keluarga ayah seharian banyak bercerita tersenyum dan bahkan tertawa. Kami baru saya mulai tenang datanglah dokter untuk ayah memeriksakan kondisi ayah. Semua anggota badan ayah periksa kondisinya baik-baik saja namun ada 1 yang aneh karena ayah saat jalan tidak seimbang agak lebih mau jauh ke arah kanan. Dokter memutuskan untuk melihat beberapa hari kemudian. Setelah beberapa hari ada ayah diperbolehkan pulang namun harus melakukan pemeriksaan di RS lebih besar lagi. Aku mencoba untuk kuat menjalani ini, semua proses aku lewati syarat-syarat aku lengkapi untuk dapat memeriksakan kondisi ayah yang sebenarnya. Beberapa kali kami bolak balik melalui berbagai pemeriksaan dari ct scan, cek darah hingga keputusan terakhir kalau di kepala ayah bagian kanan ada masalah dibagian otak kecilnya ada tumbuhan itulah sebabnya ayah sering tidak seimbang. Dengan berbagai pemeriksaan ayah harus di operasi namun ayah belum siap karena melihat beberapa pengalaman orang lain yang akhirnya tidak panjang umurnya. Kami memutuskan untuk mundur dari operasi dan mencoba alternatif di daerah Ciputat. Beberapa kali alternatif kondisi ayah lebih baik bahkan ayah bisa jalan lagi pelan-pelan. Tapi ini tidak berlangsung lama, kami mencoba lagi alternatif yang lain yaitu di daerah Banten namun kondisi semakin buruk. Kami sekeluarga mencoba merayu agar ayah mau di operasi, ini berlangsung cukup lama agar ayah mau. Akhirnya saat itu datang ayah mau di operasi kami sangat senang tapi juga takut. Apakah ini keputusan baik atau gak?..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peripheral Jaringan Komputer

3. Ikhtiar Kami